POLITIK

Soerya Respationo Dijamu Makan Bajamba Oleh Masyarakat Karimun

Soerya Respationo Dijamu Makan Bajamba Oleh Masyarakat Karimun.(Foto Istimewa)

Bentan.id – Pelaksanaan Salat Jumat berjamaah telah selesai dilaksanakan di Masjid Fatkhul Jannah, Desa Bangun Sari, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Jumat (18/9/2020) siang.

Seusainya, sosok Soerya Respationo yang saat itu ditemani adik bungsunya, Widiastadi Nugroho bersama tim sukses SInergi Kepri dan warga lainnya terlihat khusyuk dalam melafatkan doa-doa.

Sejurus kemudian, di bagian belakang masjid sejumlah pria terlihat terlihat hilir mudik menyiapkan piring berukuran besar yang berisikan hamparan nasi putih membulat, dengan dihiasi urap bercampur ikan asin dan sambal goreng kentang disisi-sisinya. Sementara di bagian tengahnya, beberapa potong ayam gulai terlihat ‘menggoda’ untuk disantap bersama.

Aula Masjid Fatkhul Jannah pun seketika berubah ramai oleh senda gurau.

Itulah tradisi makan Bajamba yang sudah dilakukan turun temurun oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Dimana bajamba biasanya terdiri dari 5 sampai 7 orang.

Makan bajamba ini, biasanya sering dilakukan pada saat pelaksanaan acara penting, maupun menyambut saudara maupun tamu penting. Dimana hal ini ditujukan untuk memupuk tali silaturrahmi dan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat status dan pangkat.

Ketika makan bajamba semua orang larut dalam kebahagiaan karena bekerjasama menghabiskan nasi yang super banyak di dalam piring besar atau pinggan.

Hal ini jugalah yang terlihat saat Soerya Respationo, calon Gubernur Kepri saat menyantap makanan tersebut bersama-sama warga. Terlihat tak ada sekat maupun pembatas diantara mereka.

“Nikmat sekali makanan ini, meski sederhana menunya namun bisa makan sepinggan sama Romo Soerya Respationo merupakan sejarah bagi saya,” jelas Umar salah seorang Jamaah masjid membagikan pengalamannya.

Hal senada juga diucapkan tokoh agama ini. Bahkan dirinya mencatat bahwa sosok Soerya Respationo merupakan orang yang mudah bergaul dan enak diajak berdiskusi.

“Dah lemak betul nasinya, enak pula tadi ngobrolnya. Tanpa sadar, dah banyak juga kami bersantap tadi,” jelasnya sambil tersenyum.

Sebagaimana dilansir wikipedia, tradisi bajamba bukan sekadar kegiatan mengisi perut sajam melainkan mengandung filosofi mendalam serta pelajaran hidup yang tentunya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Diantaranya, belajar menghormati orang yang lebih tua, Melatih kebiasaan berbagi, Makan menggunakan tangan baik untuk kesehatan, sesuai dengan ajaran dan sunah Nabi Muhammad SAW serta Menjaga kelestarian budaya.

(*)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close